Gelisah, begitulah yang melandasi kelahiran Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Hukum (Puskapkum)
Dari akademisi muda lintas perguruan tinggi
Sebuah ikhtiar tegakan spirit ilahi dan konstitusi
Dua dekade reformasi memberi panggung gemerlap bagi aktor baru korupsi
Pemilu dan Pilkada melahirkan anomali
Kontestasi justru memproduksi koruptor newbie
Korupsi masuk di berbagai lini.
Dari kitab suci hingga majelis wakil ilahi
Kebijakan publik dan hukum seperti koin mata uang
Keduanya berjalin kelindan
Membentuk dan menegakkannya tak boleh curang
Produknya tak boleh melangit di atas awan
Keduanya harus transparan
Puskapkum ikhtiar untuk memastikan
Scripta merupakan kanal kegelisahan
Agar kebijakan publik dan hukum melahirkan kepastian
Kepada keduanya, rakyat memberi harapan
Scripta juga memberi pesan. Agar kaum muda terus berperan, bukan baperan
Membaca dan menulis merupakan cara melawan
Kepada kebijakan publik dan hukum yang tak berkeadilan
***************
Kebijakan publik harus peka
Karena rakyat bukanlah hamba
Apalagi peminta belas iba dari penguasa
Sejatinya rakyatlah yang berkuasa
Negara kesejahteraan sebuah cita-cita
Rakyat sejahtera, mimpi para pendiri bangsa
Rakyat tak jadi yatim tanpa papa
Begitulah luhurnya cita para waskita
Sabda Aristoteles, hukum untuk keadilan
Kata Bentham, hukum untuk kebahagian
Van Kan menyebut, hukum untuk menjaga kepentingan
Ujungnya, hukum dipersembahkan untuk kemanusiaan
Semua sama, itu prinsip utama dalam hukum
Tak ada strata pembeda adalah pendulum
Hukum bukanlah sekadar pasal dan kata
Tersandera oleh teks mati tanpa makna
Scripta adalah sebuah ikhtiar
Ia juga bagian dari ikrar
Untuk kawal kebijakan agar mengakar
Agar hukum tetap bersinar
*********************
Scripta bukan sekadar memburu angka tak bermakna
Ijinkan kami meluncurkan
Persembahan untuk keadilan dan kemanusiaan
Kritik dan masukan kami harapkan
Jakarta, 19 November 2018
Peluncuran Scripta, Jurnal Kebijakan Publik dan Hukum